Wednesday, March 23, 2011

rumah #8Est

Akhir-akhir ini, jarang sekali para remaja mengenal yang namanya ‘kekeluargaan’. Bunda Rossa pun merasa demikian. Sudah lama putra-putrinya berpencar ke berbagai daerah. Yang tinggal bersamanya hanyalah Anggi, Ayu, Brenda, Bebe, Dita, Daicy, Jesslyn, Lisa, Lita, Margie, Nadine, Patrisia, dan Stella. 13 perempuan ini hanyalah sebagian dari anak-anak Bunda Rossa.

Suatu hari, muncullah sebuah ide dari Bunda Rossa. 13 puterinya itu, diberi misi oleh Bunda Rossa. Mereka penasaran dengan misi yang ditawarkan oleh bunda Rossa. Misi itu adalah, mereka harus menemukan suatu tempat, di mana tempat itu akan menjadi suatu tempat yang sangat spesial. Mereka memutuskan untuk melaksanakan misi itu keesokan harinya.

Keesokan harinya, mereka memulai perjalanannya. Mereka berjalan menuju tempat yang ditunjukkan oleh bunda Rossa. Mereka belum pernah ke tempat daerah yang akan dituju. Diperjalanan pertama, mereka berjalan dengan sangat santai karena mereka menduga pasti mereka akan cepat sampai di tempat tujuan. Tapi ternyata tidak, banyak sekali halangannnya. Mereka sulit sekali berkomunikasi satu sama lain. Semuanya sibuk dengan urusan masing-masing. Ada yang sibuk dengan gitar, ipod, buku, kamera, bernyanyi, dan lain-lain. Belum sampai setengah perjalanan mereka kesusahan karena kekurangan makanan. Tiba-tiba sekelompok pemuda datang menghampiri mereka dan mengajak mereka semua berkenalan. Salah satu dari pemuda itu ada yang terlihat tampan dan banyak yang terlihat sedikit acak adul. Setelah berkenalan, ternyata mereka adalah Tefo, Valdamer, PTS, Alamson, Alfado, Martin, Barti, dan Ogi. 8 pria itu menyebut dirinya dengan sebutan ‘DVB’. Karena pria-pria tersebut merasa kasihan dengan para perempuan, pria-pria tersebut memilih untuk menemani para perempuan untuk sampai ke tempat yang dituju. Di perjalanan mereka semua saling tertawa, saling berkenalan, saling menjaga, dan saling menolong. Tapi yang harus diketahui, pria-pria tersebut tidak memiliki niat buruk sama sekali. Mereka tergolong orang yang suka membantu. Diperjalanan, Ogi dan Valdamer terus bermain gitar dan itu membuat mereka semua jadi tidak bosan . Sudah setengah perjalanan dan matahari juga sudah hampir tenggelam mereka melihat seorang anak yang sebaya dengan mereka berpakaian compang camping dan duduk sendirian, namanya Odelia. Dia adalah seorang perempuan yang baik, sabar, dan juga lemah lembut.. tapi sayang, keadaan merubah hidupnya. Pakaiannya yang compang camping, mukanya yang kotor, rambutnya yang berantakkan, membuat mereka semua merasa kasihan dengan Odelia. Ke 7 perempuan itu mendekati Odel dan menanyai keadaannya. Setelah mengetahui keadaannya 7 perempuan itu sepakat untuk mengajak Odel menjalankan misi bersama mereka. Tapi sayang.. Stella tidak menyetujuinya. Karena bagi Stella, untuk member kepercayaan kepada orang yang baru dikenal sangatlah susah. Tetapi dengan bujukan para DVB, Stella mengalah dan setuju dengan ke 7 perempuan itu. Akhirnya mereka semua melanjutkan perjalanan. Hari semakin larut, dan mereka semua mulai merasa lelah. Ada yang sudah ngantuk, ada yang sudah nguap, ada yang baterai hpnya sudah habis, ada juga yang lapar. Tiba-tiba Anggi, sang pemimpin dari misi mereka, menemukan sekumpulan pria-pria tampan yang sedang duduk di sebuah café. Kebetulan Anggi mengenal salah satu dari ke-5 pria tersebut. Pria-pria tersebut adalah Kevyn, Wynnanto, Jovi, Ariel dan Vincent. Kebetulan Anggi mengenal Jovi. Anggi menjelaskan semua misi dan perjalanan yang telah mereka lakukan. Jovi mengajak ke-5 pria tersebut untuk mengerti betapa lelahnya mereka selama perjalanan. Kevyn mengerti betapa lelahnya mereka, dan ia mengajak mereka semua untuk beristirahat di kediamannya yang tidak jauh dari situ.

Keesokkan harinya, Anggi mengajak Kevyn, Wynnanto, Jovi, Ariel dan Vincent untuk bergabung dalam perjalanan mereka. Karena menurut Anggi, mereka ber-lima akan menambah perjalanan itu menjadi lebih nyaman dan mengasyikkan. Ke-5 pria ini mengajak mereka berkenalan, bermain, mengobrol, dan saling sharing. Di perjalanan ini, timbullah rasa kekeluargaan mereka. Di tengah perjalanan, sebagian dari perempuan-perempuan itu mulai merasa lelah. Matahari semakin terik, dan mereka harus melanjutkan perjalanan. Antara perempuan dan laki-laki, saling menyemangati. Lama kelamaan, mereka tidak rela apabila salah satu dari rombongan itu terkena penyakit ataupun kelelahan. Akhirnya mereka memutuskan untuk beristirahat sejenak.

Tiba-tiba ada 6 perempuan dan 1 laki-laki, yang sedang kebingungan mencari suatu alamat. Anggi sang pemimpin rombongan kami, bertanya arah tempat yang kami tuju ke pada 6 orang itu. Dan ternyata arah yang mereka tuju adalah sama. 7 orang itu adalah, Hanny, Agnes, Astrid, Atha, Cynthia, Jenny, dan Patrick. Mereka memberikan kami tumpangan untuk mempercepat perjalanan. Di perjalanan kami semua bernyanyi, bergembira, tertawa, bermain gitar, membaca buku bersama, mendengarkan lagu, mengobrol, dan lainnya. Kami merasa bahwa kami adalah keluarga, kami merasa kami begitu dekat, lebih dari seorang teman. Waktu begitu jalan dengan cepat, tak terasa kami sudah sampai di tempat yang kami tuju. Rupanya, bunda Rossa mengirimkan kami semua ke sebuah rumah besar yang sederhana. Begitu kami masuk ke dalam rumah itu, rumah itu sangatlah berantakan, sangat kotor, dan lampu-lampu di dalamnya dimatikan. Kami tak tahu apa yang dimaksudkan oleh bunda. Akhirnya kami membereskan semua ruangan di rumah itu, membersihkannya, mendekorasi ulang semua tata letak rumah itu. Begitu kami selesai membereskan semuanya, salahs satu dari kami menemukan sebuah surat yang ada di dalam kaleng. Ya! Surat itu adalah surat yang dikirim oleh bunda. Isinya adalah “Tempat ini mungkin bukanlah tempat yang kalian inginkan. untuk sampai di tempat ini.. bukanlah saya yang meinginkannya.. tanpa kalian sadari, kalianlah yang meinginkannya. tanpa kalian sadari keinginan kalian itu mempunyai 1 tujuan. Tanpa kalian sadari, kalian menemukan saudara kalian yang sudah lama berpisah. Apa yang kalian inginkan sudah ada di depan mata kalian. Apa kalian menyadari.. selama perjalanan ini kalian menemukan suatu kekeluargaan? Kekeluargaan yang tidak mengenal satu sama lain, menjadi kekeluargaan yang mungkin dianggap sempurna dimata orang. Rasa ini, rasa yang kalian rasakan sekarang ini, inilah kekeluargaan. Sayangi 1 sama lain seperti kalian menyayangi saudara kalian. Kita saudara, kita keluarga, keluarga yang kita sebut dengan... #8Est'. Akhirnya kami mengerti apa yang ditunjukkan oleh bunda. Kami menyadari semua itu, dan kami tidak akan pernah melupakannya.